Kalau saja hidup sesederhana ini, kurasa aku tak akan pernah melewatkan sedetikpun dalam hidupku. Meresapi segala kenikmatan yang tersimpan dan menunggu untuk ditemukan. ''Ismail!'' kata Emir. Aku menghentikan papan ayunanku, menoleh padanya. Dia duduk di papan satunya lagi. Tangannya yang putih bersih terampil membuka kertas timah yang tampak berkilat. Sebatang cokelat utuh dan tampak menggoda terbuka di pangkuannya. Ia membagi kudapan itu menjadi dua bagian, memberikan potongan yang sama besar untukku. ''Makanlah!'' Katanya. ''Hidup sudah cukup pahit. Cokelat membuat perasaanmu lebih baik, bukan?'' Aku tahu dia akan berkata seperti itu. Kalimat itu sering kudengar saban hari sejak kami mulai bersahabat.................
Jika kalian ingin mengetahui kelanjutan cerpen ini, silahkan klik gambar dibawah ini untuk mendownload Cerpen Istana Coklat tersebut.
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung di Kuruss blog ini ^^
Jika ada link mati dan penjelasan di setiap posting belum dimengerti juga silahkan komentar di bawah ini agar saya dapat membantu anda