Cerpen yang saya bagikan kali ini adalah tentang persahabatan, sahabat itu abadi, ada dikala kita bahagia, suka, duka, dan lain-lain karena sahabat itu setia. Lihatlah cuplikan Cerpen Tersenyumlah Sahabat karya Ghyna
Noviana Yuniar berikut ini.
Dia datang dengan wajah cemberut, yang duh .... aku
tak suka, wajah itu mengingatkan aku pada musuh-musuh teroris yang seakan-akan
ingin memangsa negeri ini sampai tak berdaya. Gayanya, senyum sinisnya,
bicaranya, diamnya dan aku muak pada semua yang berhubungan dengannya. Iya ...
aku tau, dia sahabatku. Sahabat yang selama ini ada disampingku, berjuang dan
hidup di tempat yang sama, bahkan tak jarang makan dan tidur bersama. Tapi
sedihnya kebersamaan yang indah itu harus terenggut begitu saja, kami mengalami
perang dingin semenjak kebersamaan itu terekat semakin indah. Awalnya tidak ada
yang salah, kami tetap seperti dulu, akrab dan selalu bersama, dimana-mana
berdua, dimana diri ini berada, disitu pun ada dia. Tapi seketika bencana
datang menghadang, ombak yang besar menghancurkan sendi-sendi persahabatan
kami, dan yang ada kini hanya tinggal puing-puing tak berarti.
Aku sedih .. !!
Mau tau apa kejadian selanjutnya, silahkan klik gambar dibawah ini untuk mendownload cerpen tersebut.
Kala mentari sudah mulai menampakan dirinya, pancaran
sinarnya pun mulai terasa hangat. Tubuhku sudah siap untuk menyambut pagi ini,
meski bahan makalah masih terbengkalai, laporan karya ilmiah masih
terbengkalai, tugas-tugas sekolah pun masih terbengkalai dan sekarang muncul
pula masalah yang memusingkan kepala. Meski pikiranku ini tak karuan, aku
paksakan kaki ini untuk terus melangkah ke tempat tujuan.
Aku sedih .. !!
Mau tau apa kejadian selanjutnya, silahkan klik gambar dibawah ini untuk mendownload cerpen tersebut.