EVOLUSI KUDA
Lima belas juta tahun yang lalu,
banyak hutan yang berubah menjadi padang rumput. Hal ini terjadi karena
meningkatnya intensitas iklim yang dingin dan kering. Kondisi ini telah
mengakibatkan banyak hewan kehilangan tempat tinggal dan terpaksa hidup di
habitat yang baru, padang rumput.
Salah satu dari hewan-hewan tersebut adalah seekor mamalia yang dinamakan "Hyracotherium". Hewan ini hidup di Zaman Eosen. Hewan ini diduga sebagai nenek moyang dari kuda yang hidup sekarang. "Hyracotherium" adalah hewan herbivora yang memiliki kelengkapan empat puluh empat gigi dengan mahkota gigi yang rendah, gigi-gigi ini dipergunakan untuk mengunyah daun-daun dari pohon atau semak.
"Hyracotherium" adalah "equine" pertama yang diketahui, banyak saintis mempercayai bahwa mamalia inilah yang telah menurunkan berbagai jenis kuda yang ada pada zaman sekarang. "Hyracotherium" telah beradaptasi dengan baik untuk hidup di padang rumput. Mamalia ini memiliki empat jari di tiap-tiap kakinya. Jari-jemari ini berfungsi sebagai penyangga untuk menahan hampir seluruh berat tubuhnya. "Hyracotherium" berukuran kira-kira sama dengan ukuran seekor kancil.
Pada Zaman Oligosen, "Hyracotherium" mengalami kepunahan. Akan tetapi, mamalia ini telah menurunkan keturunannya yang dinamakan "Mesohippus". "mesohippus" berukuran lebih besar daripada "Hyracotherium". Struktur tubuh "Mesohippus" menunjukkan bahwa hewan ini telah beradaptasi dengan sangat baik untuk hidup di padang rumput, hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya jumlah jari pada setiap kaki "Mesohippus" menjadi tiga jari di setiap kakinya. Jari tengahnya juga lebih besar daripada jari-jari lainnya. Selain itu, hewan ini juga memiliki kaki yang lebih kuat dan lincah dibandingkan dengan "Hyracotherium". Hewan ini memiliki leher yang agak panjang. Pada mulutnya, ditemukan beberapa gigi pra-geraham yang hampir berkembang menjadi gigi geraham. Gigi seperti ini tentu akan meningkatkan kemampuannya untuk mengunyah makanan.
Pada pertengahan Zaman Miosen, Hidup sejenis kuda yang disebut "Merychippus". Spesies kuda ini diperkirakan merupakan keturunan dari "Mesohippus". Seperti nenek moyangnya, "Merychippus" masih memiliki leher yang agak panjang yang khas. Diduga, leher panjang ini berfungsi sebagai alat bantu saat ia merumput, sehingga ia bisa merumput dengan tenang dengan posisi berdiri. "merychippus" memiliki tiga jari pada kaki belakangnya, dan empat jari pada kaki depannya. Kaki "Merychippus" berkembang menjadi kaki yang panjang, agak berbeda dangan kaki yang dimiliki kuda zaman sekarang.
Sekarang, "Merychippus" telah punah. Penyebab kepunahannya diperkirakan akibat perubahan iklim besar-besaran yang mengakibatkan terjadinya zaman es. Penelitian menunjukkan bahwa "Merychippus" telah menurunkan keturunan yang berupa kuda zaman sekarang ("Equus"). Jari-jemari pada nenek moyangnya telah berkurang jumlahnya sampai tinggal satu jari di setiap kakinya yang telah dilindungi oleh kuku yang sangat keras dan telah termodifikasi. Struktur kaki kuda zaman sekarangpun telah beradaptasi bukan hanya untuk hidup di padang rumput tetapi juga untuk berlari dengan cepat. Jenis kaki ini membuat kuda dapat berlari dengan sangat cepat tanpa khawatir akan resiko terkilir.
Salah satu dari hewan-hewan tersebut adalah seekor mamalia yang dinamakan "Hyracotherium". Hewan ini hidup di Zaman Eosen. Hewan ini diduga sebagai nenek moyang dari kuda yang hidup sekarang. "Hyracotherium" adalah hewan herbivora yang memiliki kelengkapan empat puluh empat gigi dengan mahkota gigi yang rendah, gigi-gigi ini dipergunakan untuk mengunyah daun-daun dari pohon atau semak.
"Hyracotherium" adalah "equine" pertama yang diketahui, banyak saintis mempercayai bahwa mamalia inilah yang telah menurunkan berbagai jenis kuda yang ada pada zaman sekarang. "Hyracotherium" telah beradaptasi dengan baik untuk hidup di padang rumput. Mamalia ini memiliki empat jari di tiap-tiap kakinya. Jari-jemari ini berfungsi sebagai penyangga untuk menahan hampir seluruh berat tubuhnya. "Hyracotherium" berukuran kira-kira sama dengan ukuran seekor kancil.
Pada Zaman Oligosen, "Hyracotherium" mengalami kepunahan. Akan tetapi, mamalia ini telah menurunkan keturunannya yang dinamakan "Mesohippus". "mesohippus" berukuran lebih besar daripada "Hyracotherium". Struktur tubuh "Mesohippus" menunjukkan bahwa hewan ini telah beradaptasi dengan sangat baik untuk hidup di padang rumput, hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya jumlah jari pada setiap kaki "Mesohippus" menjadi tiga jari di setiap kakinya. Jari tengahnya juga lebih besar daripada jari-jari lainnya. Selain itu, hewan ini juga memiliki kaki yang lebih kuat dan lincah dibandingkan dengan "Hyracotherium". Hewan ini memiliki leher yang agak panjang. Pada mulutnya, ditemukan beberapa gigi pra-geraham yang hampir berkembang menjadi gigi geraham. Gigi seperti ini tentu akan meningkatkan kemampuannya untuk mengunyah makanan.
Pada pertengahan Zaman Miosen, Hidup sejenis kuda yang disebut "Merychippus". Spesies kuda ini diperkirakan merupakan keturunan dari "Mesohippus". Seperti nenek moyangnya, "Merychippus" masih memiliki leher yang agak panjang yang khas. Diduga, leher panjang ini berfungsi sebagai alat bantu saat ia merumput, sehingga ia bisa merumput dengan tenang dengan posisi berdiri. "merychippus" memiliki tiga jari pada kaki belakangnya, dan empat jari pada kaki depannya. Kaki "Merychippus" berkembang menjadi kaki yang panjang, agak berbeda dangan kaki yang dimiliki kuda zaman sekarang.
Sekarang, "Merychippus" telah punah. Penyebab kepunahannya diperkirakan akibat perubahan iklim besar-besaran yang mengakibatkan terjadinya zaman es. Penelitian menunjukkan bahwa "Merychippus" telah menurunkan keturunan yang berupa kuda zaman sekarang ("Equus"). Jari-jemari pada nenek moyangnya telah berkurang jumlahnya sampai tinggal satu jari di setiap kakinya yang telah dilindungi oleh kuku yang sangat keras dan telah termodifikasi. Struktur kaki kuda zaman sekarangpun telah beradaptasi bukan hanya untuk hidup di padang rumput tetapi juga untuk berlari dengan cepat. Jenis kaki ini membuat kuda dapat berlari dengan sangat cepat tanpa khawatir akan resiko terkilir.
Hingga baru-baru ini, banyak pendukung evolusi berterus terang
mengakui bahwa skenario evolusi kuda telah hancur. Dalam sebuah simposium empat
hari mengenai masalah-masalah teori evolusi bertahap yang diselenggarakan pada
tahun 1980 di Museum Lapangan Sejarah Alam, Chicago, dan dihadiri 150
evolusionis, Boyce Rensberger, seorang evolusionis yang memberikan
sambutan,mengatakan bahwa skenario evolusi kuda tidak didukung oleh rekaman
fosil dan tidak ditemukan proses evolusi yang menjelaskan evolusi kuda secara
bertahap:
Contoh populer evolusi kuda, yang mengemukakan perubahan bertahap
dari makhluk seukuran rubah berkaki berjari empat yang hidup hampir 50 juta
tahun silam menjadi kuda masa kini yang lebih besar berkaki berjari satu, sudah
lama diketahui keliru. Bertentangan dengan perubahan secara bertahap, fosil
setiap spesies peralihan tampak sama sekali berbeda, tidak berubah, dan lalu
menjadi punah.
Jadi, apa yang mendasari skenario “evolusi kuda”? Skenario ini
dirumuskan dengan diagram-diagram tipuan yang disusun berurutan dari fosil
spesies-spesies berbeda yang hidup pada masa sangat berjauhan di India, Afrika
Selatan,Amerika Utara dan Eropa, semata-mata mengikuti khayalan para
evolusionis. Lebih dari 20 diagram evolusi kuda, yang saling berbeda satu sama
lain,diajukan beragam peneliti. Jelas, para evolusionis tidak bersepakat
tentang silsilah ini. Satu-satunya ciri serupa di antara semua diagram itu
bahwa makhluk seukuran anjing yang disebut Eohippus yang hidup dalam Periode
Eosen 55 juta tahun silam, menjadi moyang kuda (Equus). Akan tetapi, jalur
evolusi dari Eohippus ke Equus sama sekali tidak konsisten. Seorang penulis
ilmiah yang evolusionis, Gordon R. Taylor, menjelaskan kenyataan yang jarang
diakui ini dalam bukunya, The Great Evolution Mystery:
“Namun, barangkali kelemahan paling serius dari Darwinisme adalah
kegagalan para ahli paleontology menemukan filogeni atau silsilah organism yang
meyakinkan yang menunjukkan perubahan besar evolusioner. Kuda sering dikutip
sebagai satu-satunya contoh yang telah dirampungkan sempurna. Akan tetapi,
sebenarnya, garis yang menghubungkan Eohippus dengan Equus sangat tidak
menentu. Garis ini semestinya menunjukkan peningkatan ukuran badan yang tetap.
Namun, sejumlah varian nyatanya berukuran lebih kecil daripada Eohippus,
bukannya lebih besar.Spesimen-spesimen dari berbagai sumber dapat digabungkan dalam
urutan yang tampak begitu meyakinkan, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan
bahwa mereka tersusun demikian menurut waktu.”
Semua fakta ini adalah bukti kuat bahwa diagram-diagram evolusi
kuda, yang disajikan sebagai satu bukti paling kokoh bagi Darwinisme,tidak lain
hanyalah dongeng fantastis dan tidak masuk akal.
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung di Kuruss blog ini ^^
Jika ada link mati dan penjelasan di setiap posting belum dimengerti juga silahkan komentar di bawah ini agar saya dapat membantu anda